Selasa, 02 Mei 2017

TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU HAMIL


 
  A. 
Pengertian Deteksi Dini dan Tana Bahaya Kehamilan
Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.

Deteksi dini dalam pelayanan  antenatal adalah mengarah  pada  penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan  kunjungan  rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi  faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Tanda bahaya kehamilan  adalah tanda-tanda  yang  mengindikasikan adanya bahaya  yang  dapat  terjadi selama  kehamilan  atau  periode antenatal,  yang  apabila tidak dilaporkan  atau  tidak  terdeteksi  bisa menyebabkan kematian ibu.
B.              Tanda-Tanda Dini Bahaya/ Komplikasi Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
Komplikasi pada ibu dan janin masa kehamilan lanjut :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan kabur
d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
e. Keluar cairan pervaginam
f. Sakit kepala yang hebat
g. Gerakan janin tidak terasa
h. Nyeri perut yang hebat

1.  Penglihatan Kabur

a.  Pengertian
Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang mengindikasikan keadaaan yang mengancam jiwa, adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan.
b. Penyebab
        Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalamkehamilan. Per        ubahan ringan adalah normalPerubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre-eklampsia.
  c. Tanda dan gejala
      a)  Masalah visual yang  mengidentifikasikan keadaaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendak.
      b)   Perubahan visual ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan              preeklamsia.

     d.    Diagnosa penunjang
             Pemeriksaan data : Periksa TD, protein urine, reflex, dan edema

e.    Penanganan
         Berikan konseling pada ibu mengenai tanda-tanda pre-eklamsia dan segera merujuknya ke dokter spesialis kandungan.

2.  Bengkak Pada Wajah Dan Jari-Jari  Tangan
a.  Pengertian
Edema ialah penimbunan cairan secara  umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosis preeklamsia.Selain itu,kenaikan BB ½ kg setiap minggunya dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, maka perlu kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia.

Bengkak  pada  muka  atau tangan,  disertai  sakit  kepala, penglihatan kabur dan kejang Hampir  separuh  dari  ibu  hamil  akan mengalami  bengkak  yang  normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore  hari  dan  biasa  hilang  setelah beristirahat atau  meninggikan  kaki.
b.    Penyebab
Bengkak  bisa  menunjukkan  masalah serius  jika  muncul  pada  muka  dan tangan,  tidak  hilang  setelah beristirahat,  dan  disertai  dengan keluhan  fisik  yang lain.  Hal  ini merupakan  pertanda  anemia,  gagal jantung  atau  pre-eklamsia.  Sakit kepala yang hebat dan kadang-kadang pandangan  kabur  juga  merupakan tanda  pre-eklamsia.  Bengkak  pada wajah  dan  kaki  yang  disertai  tekanan darah  tinggi  dan sakit  kepala,  bila keadaan  ini  dibiarkan  maka  ibu berisiko  mengalami  kejang-kejang. Keadaan ini disebut eklamsia.
c.    Tanda dan gejala
Gejala anemia dapat muncul dalam  bentuk edema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
d.     Diagnosa pembanding
Lakukan pemeriksaan Hb.
e.       Penanganannya
a) Jika  ibu  tidak  sadar  atau kejang,  segera  menyiapkan  fasilitas tindakan gawat darurat.
b)  Segera  dilakukan  penilaian terhadap  keadaan  umum,  termasuk tanda-tanda vital  sambil  menanyakan riwayat  penyakit  sekarang  dan terdahulu  dari  pasien atau keluarganya.
c)  Jika  pasien  tidak  bernafas  atau pernafasan dangkal:
(1)  Membebaskan jalan nafas.
(2)  Jika  tidak  bernafas  dilakukan ventilasi dengan masker dan balon.
(3)  Jika  pasien  bernafas,  diberi oksigen  4-6  liter  per  menit  melalui masker.
d)  Jika pasien tidak sadar/koma:
(1)  Membebaskan jalan nafas.
(2)  Membaringkan pada sisi kiri.
(3)  Mengukur suhu.
(4)  Memeriksa  adakah  kaku tengkuk.
e)  Jika kejang:
(1)  Membaringkan pasien pada sisi kiri,  tempat  tidur  arah  kepala ditinggikan sedikit.
(2)  Membebaskan jalan nafas.
(3)  Melakukan  pengawasan  tanda-tanda vital.
(4)  Menghindarkan  pasien  jatuh dari tempat tidur.

3. Keluar Cairan Per Vaginam
a. Pengertian
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3. Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis. Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
 Perdarahan  vagina  dalam  kehamilan jarang  yang  normal  pada  masa  awal kehamilan.  Ibu  hamil  mungkin  akan mengalami perdarahan yang sedikit di sekitar waktu  pertama  terlambat haidnya.  Perdarahan  ini  adalah implantasi,  dan  normal terjadi. 
b.  Penyebab
Penyebabnya adalah serviks  inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.
c.   Tanda dan gejala
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum. 
Pada  awal  kehamilan perdarahan  yang  tidak  normal  adalah perdarahan  yang merah,  banyak,  atau perdarahan  dengan  nyeri.  Perdarahan ini  dapat  berarti abortus,  kehamilan mola  atau  kehamilan  ektopik.  Pada kehamilan  lanjut perdarahan  yang tidak  normal  adalah  merah,  banyak, kadang-kadang terjadi disertai dengan rasa  nyeri.  Perdarahan  semacam  ini bisa  berarti  plasenta  previa  atau abrupsio plasenta.
d.   Diagnosa banding
a) Deteksi factor resiko
b) Deteksi infeksi secara dini
c) USG : biometri dan funelisasi
e.  Penanganan
     Penanganan umum:
a)  Meminta  bantuan,  menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b)  Melakukan pemeriksaan  secara cepat  keadaan  umum  ibu,  termasuk tanda vital  (nadi,  tekanan  darah, respirasi dan temperatur).
c)  Jika  dicurigai  adanya  syok, segera  dilakukan  tindakan,  meskipun tanda-tanda  syok  belum  terlihat.  Jika terjadi  syok,  sangat  penting  untuk segera dilakukan penanganan syok.
4. Gerakan Janin Tidak Terasa
a. Pengertian
Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil).
Janin  kurang  bergerak  seperti biasanya Ibu  mulai  merasakan  gerakan  janin selama  bulan  ke-5  atau    ke-6, beberapa  ibu  dapat  merasakan gerakan  janin  lebih awal.  Jika  janin tidur,  gerakannya  akan  melemah. Janin  harus  bergerak  paling sedikit  3 kali  dalam  periode  3  jam.  Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring  atau  beristirahat  dan  jika ibu  makan  dan  minum  dengan  baik (Pusdiknakes, 2003).
b. Penyebab
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
c.  Tanda dan gejala
     Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.
d.  Diagnosa pembanding  
a)      Pengumpulan data
Jika bayi sebelumnya bergerak dan sekarang tidak bergerak, tanyakan pada ibu : kapan terakhir bergerak.
b)      Pemeriksaan
(1)   Raba gerakan bayi
                              (2)   Dengarkan DJJ
      (3)   Jika pemeriksaan radiology tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari.
      (4)   USG merupakan  sarana diagnostic yang baik untuk memastikan kematian janin
      Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihansehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
e.   Penanganannya
      Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
5. Nyeri Perut Yang Hebat
a. Pengertian
Nyeri pada abdomen yang hebat.Nyeri  abdomen  yang  tidak berhubungan  dengan persalinan normal  adalah  tidak  normal.  Nyeri abdomen  yang  mungkin menunjukkan masalah  yang mengancam  keselamatan  jiwa  adalah nyeri  abdomen  yang  hebat, menetap, dan  tidak  hilang  setelah  beristirahat.
b. Tanda dan gejala
Nyeri abdomen  yang  mungkin menunjukkan  masalah  yang mengancam keselamatan  jiwa  adalah nyeri  abdomen  yang  hebat,  menetap, dan  tidak  hilang setelah  beristirahat. Hal  ini  bisa  berarti  apendisitis, kehamilan  ektopik,  abortus, penyakit radang  panggul,  infeksi  dan  lain-lain. Nyeri  perut  pada  kehamilan  muda diagnosisnya  mungkin  karena kehamilan  ektopik,  solusio  plasenta, kista  ovarium, dan  pielonefritis. Sedangkan  nyeri  perut  pada kehamilan  lanjut,  diagnosisnya mungkin  apendisitis  atau  infeksi (Pusdiknakes, 2003; Saifuddin, 2006).
c. Penyebab  
    Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
d. Deteksi dini
a) Pengumpulan data
      (1) Tanyakan paada ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, tanyakan kapan mulaai diselesaikan.
      (2) Tanyakan pada ibu apakah ia mempunyai tanda dan gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
           
e. Diagnosa banding
        Pemeriksaan :
                  a)      Ukur TTV
      b)      Lakukan pemeriksaan eksternal, pemeriksaan internal, raba kelembutan abdomen atau rebound tenderness.
            c)      Pemeriksaan protein urine
f.   Penanganan
            Penanganan umum:
a)   Segera melakukan pemeriksaan keadaan  umum  meliputi  tanda  vital (nadi, tensi, respirasi,suhu).
b)  Jika  dicurigai  syok,  segera melakukan  penanganan  syok meskipun gejala syok tidak jelas.
c)  Jika  ada  syok,  segera  memberi terapi dengan baik. (Saifuddin, 2006)
6 . Pemeriksaan Kardiopulmonary
  a. Pengertian :
Pemeriksaan  kardiopulmonary/resusitasi  adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang  mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali.
b.  Penyebab
            CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung,sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, pada bayi tidak cukup bulan. Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran O2 ke janin berkurang. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya system kardiopulmonary pada bayi, atau terjadinya asfiksia pada bayi.
      - Penyebab asfiksia pada ibu
            a) preeklamsia dan eklamsia
            b) perdarahan
            c) partus lama/macet
            d) demam selama persalinan
            e) infeksi berat
            f) kehamilan post matur
      - Penyebab asfiksia pada bayi
            a) lilitan tali pusat
            b) simpul tali pusat
            c) prolapsus tali pusat
            d) bayi premature
            e) persalinan sulit
            f) air ketuban bercampur mekonium
c.  Tanda dan gejala
         Sesak nafas, tidak sadar diri, tidak adanya denyut dan tanda peredaran darah  serta warna kulit tidak wajar. Pada BBL ; apakah bayi cukup bulan?, cairan amnion jernih?, bernafas atau menangis?, tonus otot naik?.
d.  Penanganan
            Rumus ABC Resusitasi
Pada Keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernapas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh. Bila proses pernapasan dan peredaran darah gagal, diperlukan tindakan resusitasi untuk memberikan oksigen ke tubuh. Tindakan ini didasarkan pada 3 pemeriksaan yang disebut langkah-langkah ABC resusitasi: Airway (saluran napas), Breathing (bernafas), dan Circulation (peredaran darah). Untuk orang yang tidak sadar, ikuti urutan ABC sebelum memberikan pertolongan lain Buka saluran napas, usahakan  agar si pasien bernafas, dan periksa kelancaran peredaran darahnya dari denyut nadi atau petunjuk lain seperti kewajaran warna kulitnya. Bila pasien tidak bernafas, segera berikan pernapasan bantuan untuk meniupkan oksigen ke tubuhnya. Bila tidak ada denyut atau tanda peredaran darah lalin, segeralah lakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation; resusitasi jantung-paru)
a)      Airways
            Untuk membuka saluran napas, letakkan satu tangan di dahi pasien, dan dua jari tangan di bawah dagunya. Dengan lembut dongakkan kepalanya dengan menekan dahi sambil sedikit mendorong dagu pasien.
b)       Breathing
          Memeriksa ada tidaknya napas, dengarkan bunyi napasnya atau rasai dengan pipi anda sampai 10 detik. Bila tak ada tanda bernafas, mulailah pernapasan buatan.
c)      Circulation
                  Untuk memeriksa peredaran darah, raba denyut nadi dengan dua jari selama 10 detik. Untuk bayi rabalah denyut brakhial di bagian dalam lengan. Untuk orang dewasa atau anak-anak, raba denyut karotid di leher di rongga antara trachea (saluran udara) dengan otot besar leher. Periksa tanda-tanda lain peredaran darah, misalnya kewajaran warna kulitnya. Bila tak ada tanda-tanda peredaran darah, segera lakukan CPR.
- Penanganan  pemeriksaan kardiopulmonary pada BBL
               

STRATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Strategi pembantu klien dalam mengambil keputusan
Kemampuan dalam mengambil keputusan adalah sangat penting bagi klien untukmenyelesaikan masalah kegawatdaruratan terutama yang berhubungan dengan kebidanan.Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak diambil oleh klien, bidan hanya membantu agar keputusan yang diambil klien tepat.

 Empat strategi membantu klien dalam mengambil keputusan
1. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya dan memberi kesempatan klien untuk melihat lagi beberapa alternatife pilihannya, agar tidak menyesal atau kecewa terhadap pilihannya.
2. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan, dengan melihat kembali keuntungan atau konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi negatife.
3. Membantu klien mengefaluasi pilihan. Setelah klien menetapkan pilihan, bantu klien mencermati pilihannya.
4. Membantu klien menyusun rencana kerja, untuk menyelesaikan masalahnya
 Inti Pengambilan Keputusan
Berarti memilih alternatif, alternatif yg terbaik (the best alternative). Pengambilan keputusan terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian & dalam pemilihan alternatif yang tepat. Pengambilan keputusan tersebut dilakukan setelah evaluasi/ penilaian mengenai efektifitasnya dlm mencapai tujuan yang dikehendaki pengambil keputusan.
Lingkungan Situasi Keputusan
Lingkungan eksternal meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, alam dan pembatasan-pembatasan suatu negara berupa “quota”. Sedangkan lingkungan internal meliputi mutu rendah, kurangnya promosi, pelayanan konsumen tidak memuaskan dan sales/ agen tidak bergairah.Pengambilan keputusan yang baik harus mempertimbangkan kondisi, kehendak dan konsekuensinya.
Langkah dalam pengambilan keputusan yang baik
          1. Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien.
          2. Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan.
          3. Untuk setiap pilihan, buatlah daftar konsekuensinya (positif dan negatif).

Hal-hal yang perlu ditekankan kepada klien dalam pengambilan keputusan
1. Hati-hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan keputusan karena berkaitan dengan masalah kehamilan, persalinan dan masa nifas. Pengambilan keputusan dibuat setelah klien diberi informasi secukupnya untuk menimbang pilihan sesuai dengan situasinya.
2. Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan memberikan saran yang sesuai dengan riwayat kesehatannya, keinginan pribadi dan situasi.
3.  Keputusan merupakan hak dan menjadi tanggung jawab klien.
4. Konseling bukan proses informasi, melainkan informasi setelah konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien dan kebutuhannya.

Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1.    Fisik
Pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan fisik(tidak berat dan tidakmemforsir tenaga). Menghindari tingkah laku yang menimbulkan ketidaksenangandan memilih tingkah laku yang menimbulkan kesenangan.
2.    Emosional
Setiap orang memiliki tingkat emosional yang berbeda. Jika pengambilan keputusan  terjadi pada perempuan sebuah keputusan sudah akan berbeda dengan keputusan yang akan diambil seorang laki-laki. Seorang perempuaan memiliki  Sikap subjektivitas akan mempengaruhi keputusan yang diambil.
3.    Rasional
Biasa didasarkan pada pengetahuan (orang terpelajar dan intelektual). Orang mendapat informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.    Praktikal
Didasarkan kepada keterampilan individu dan kemampuan melaksanakannya (untuk menilai potensi diri dan kepercayaan diri).
5.   Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan social. Hubungan antara satu orang dan orang lain mempengaruhi tindakan individu.
6.    Struktural
Didasarkan pada lingkup social, ekonomi dan politik. Lingkungan bias mendukungmaupun mengkritik

Tipe-tipe pengambilan keputusan
Tipe-tipe pengambilan keputusan menurut ( Saraswati I, Tarigan L.H, 2002), antara lain:
1.      Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidaksanggupan atau merasa tidak sanggup.
2.      Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya segera, langsung diputuskan, karena
keputusan tersebut dirasakan paling tepat.
3.   Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena segera dilaksanakan.
4.   Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan dalam situasi marah dan
tergesa-gesa.
5.    Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang
bertanggung jawab.
6.    Pengambilan keputusan secara berhati-hati, dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan       berbagai pilihan.

Pemberian informasi efektif
Pemberian informasi efektif bila:
1. Informasi yg diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam mengambil keputusan.
2. Informasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengerti.
3. Diberikan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
    a. Singkat dan tepat (pilih hal-hal penting yang perlu diingat klien)
    b. Menggunakan bahasa sederhana
    c. Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan
    d. Beri kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal penting.

Saat-saat sulit dalam KIP/K
1.         Diam
     Makna “diam” (tidak bersuara) antara lain :
Ø  Penolakan atau kebingungan klien.
Ø  Klien dan konselor telah mencapai akhir suatu ide dan semata-mata ragu mengatakan apa selanjutnya.
Ø  Kebingungan karena kecemasan atau kebencian.
Ø  Klien mengalami sakit dan tidak siap untuk bicara.
Ø  Klien mengharapkan sesuatu dari konselor.
Ø  Klien sedang memikirkan apa yang dikatakan.
Ø  Klien baru menyadari ucapannya dan merupakan ekspresi emosional sebelumnya.
Hal yang harus dipahami saat klien diam :
Ø  Klien tidak mau berbicara selama beberapa waktu klien merasa cemas atau marah.
Ø  Bila terjadi di awalpertemuan setelah beberapa saat, konselor bisa mengatakan : “saya mengerti hal ini sulit untuk dibicarakan, biasanya pada pertemuan pertama klien-klien saya juga merasa begitu. Apakah ibu merasa cemas?”
Ø  Bila klien diam karenamarah konselor dapat berkata : “bagaimana perasaan ibu sekarang?”, diikuti hening beberapa saat, pandang klien dan perlihatkan sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
Ø  Bila diam di tengahpertemuan konselor harus memperhatikan konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi. Lebih baik menunggu beberapa saat, beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaan atau pikirannya, meskipun tidak nyaman.
Ø  Bila klien diam karenaberfikir tidak perlu berusaha memecah kesunyian atau menunjukkan sikap tidak menerima.
2.         Klien Menangis
Tenangkan klien denganmenyentuh badan (menepuk-nepuk bahu atau memegang tangan klien) secara hati-hati.
3.         Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien
Ø  Biasa terjadi jikakonselor tidak dapat memecahkan atau membantu menyelesaikan masalah seperti harapan klien.
Ø  Misalnya pada kasus remaja putri yang ingin aborsi.
Ø  Konselor dapat mengatakanpada klien bahwa dia akan selalu menyediakan waktu untuk klien menghadapi saat-saat sulit meskipun konselor tidak dapat mengubah keadaan.
4.         Konselor melakukan kesalahan
Dalam banyak hal konselor dapat melakukan suatu kesalahan, konselor mungkin salah mengartikan maksud kata – kata klien, konselor mungkin tidak konsentrasi sehingga bertanya berkali – kali pada klien tentang suatu hal, konselor mungkin memberikan informasi yang salah, konselor mungkin merasa malu atau marah karena ucapan klien. Hal utama yang terpenting untuk menciptakan hubungan yang baik dengan klien adalah bersikap jujur. Menghargai klien adalah salah satu hal yang penting dalam konseling. Menghargai dan mempercayai klien dapat ditunjukkan dengan cara mengakui bahwa konselor telah melakukan kesalahan. Minta maaflah apabila salah atau keliru. Misalnya konselor dapat mengatakan : maaf saya lupa bahwa tadi ibu sudah mengatakan kalau ibu sudah memiliki tiga orang anak. Seandainya konselor tersinggung atau marah karena kata – kata klien, konselor perlu menyadari dan dapat mengatakan penyesalan. Perlu diketahui bahwa apapun reaksi emosi konselor, akan dirasakan klien. Semakin terbuka perasaan kita selama pertemuan dengan klien maka semakin terbuka pula perasaan klien.
5.         Konselor tidak tahu jawaban dari pertanyaan klien
Hal ini merupakan merupakan kecemasan yang biasa diutarakan oleh konselor. Seperti situasi sebelumnya, sudah sepantasnya mengatakan bahwa konselor tidak dapat menjawab pertanyaan klien, tetapi akan berusaha mencari informasi tersebut untuk klien. Konselor dapat menunjukkan sumber lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mengelak pertanyaan atau menjawab tanpa dasar pengetahuan akan lebih berpengaruh negatif dalam hubungan dengan klien yang sudah terbina dengan baik, lebih baik mengakui keterbatasan pengetahuan konselor.
6.         Klien menolak bantuan konselor
Pada pertemuan pertama penting sekali menjajagi mengapa dan apa yang mendasari atau mendorong klien untuk datang berkonsultasi, banyak klien yang merasa terpaksa datang, mungkin karena diperintah oleh mertua, mungkin karena takut mengetahui ada sesuatu dengan kondisi kesehatannya, dsb. Membuka pembicaraan dengan menanyakan mengapa mereka datang ke klinik akan sangat membantu . Selanjutnya, kita dapat mengatakan : ”Saya dapat mengerti perasaan ibu, saya senang ibu datang hari ini untuk mendiskusikan tentang kondisi kesehatan ibu, kita punya waktu untuk membicarakan tentang kebutuhan-kebutuhan ibu”. Kalau klien sama sekali tidak mau bicara, tekankan pada hal-hal yang positif, paling tidak ia sudah datang dan berkenalan dengan konselor, mungkin ia mau mempertimbangkan kembali. Sarankan untuk melakukan pertemuan lanjutan.
7.         Klien merasa tidak nyaman dengan jenis kelamin konselor
Konselor sebaiknya mengatasi dengan mengatakan : “ orang kadang awalnya merasa lebih nyaman berbicara dengan seseorang yang sama jenis kelaminnya, menurut pengalaman saya semakin lama hal itu semakin tidak penting apabila kita semakin mengenal. Bagaimana kalau kita coba lanjutkan dan lihat bagaimana nantinya.”. biasanya klien menerima, dan masalah ini hilang dengan sendirinya bila konselor bersikap penuh perhatian, menghargai klien dan tidak menilai klien.
8.         Waktu yang dimiliki konselor terbatas.
Konselor memberikan informasi beberapa saat sebelum pertemuan, meminta maaf, menjelaskan sebab keterbatasan waktunya, dan menunjukkan konselor berharap bertemu klien pada pertemuan selanjutnya.
9.         Konselor tidak menciptakan hubungan yang baik
Kadang-kadang ”rapport” yang baik dengan klien sulit terjadi. Hal ini bukan berarti konseling harus diakhiri atau mengirimkan klien kepada konselor lain. Akan lebih baik konselor minta pendapat kepada teman sesama petugas di kliniknya untuk mengamati pertemuan dan melihat dimana letak kesulitannya, apakah ada sikap klien yang membuat konselor merasa ditolak klien. Segala kemungkinannya perlu dijajagi. Salah satu aspek penting dari pelatihan adalah bahwa konselor belajar mengatasi situasi yang tidak nyaman bagi dirinya sebelum konseling yang sesungguhnya dilakukan. Mengirim atau meminta klien pergi tidak akan membantu, tetapi mungkin berpengaruh buruk pada klien. Lebih baik mencoba melanjutkan konseling, terutama dengan membuat klien merasa llebih nyaman tentang dirinya sendiri.
10.     Klien dan konselor sudah saling mengenal
       Konselor melayani seperti pada umumnya, tekankan bahwa kerahasiaan akantetap terjaga, jelaskan bahwa konselor akan bersikap sedikit berbeda dengansikap diluar konseling terhadap klien sebagai temannya. Pada kelompok masyarakat kecil biasanya antara konselor dan klien sudah saling kenal. Kalau hubungan ini biasa-biasa saja(tidak terlalu akrab), konselor dapat melayani seperti pada umumnya, tetapi perlu ditekankan bahwa kerahasiaan akan tetap terjaga, dan konselor akan bersikap sedikit berbeda dengan sikap di luar konseling terhadap klien sebagai temannya. Apabila hubungan konselor dan klien sudah sangat akrab, perlu disampaikan pada klien bahwa lebih baik pindah ke konselor lain yang melayani konseling berdasarkan pengalaman, hubungan akrab ini dapat sangat mempengaruhi jalannya konseling.
11.     Klien berbicara terus dan yg dibicarakan tidak sesuai topic
Situasi ini kebalikan dari situasi dimana klien tidak mau berbicara, tetapi sama-sama menimbulkan kecemasan dan kesulitan bicara bagi konselor. Apabila klien terus-menerus mengulang pembicaraan, setelah beberapa saat perlu dipotong pembicaraannya dengan mengatakan seperti : “Maafkan saya, bu, apakah ibu tegang atau cemas tentang sesuatu, saya perhatikan ibu menyatakan sesuatu hal yang sama berulang-ulang, apakah ada kesulitan yang disampaikan ?” Pertanyaan seperti ini membantu klien memfokuskan kembali percakapan.
12.     Klien bertanya tentang hal-hal pribadi konselor.
Hubungan konselor-klien adalah hubungan profesional, bukan hubungan sosial. Hal ini penting karena dengan demikian konselor bersikap berbeda dengan sikap orang lain dalam kehidupan klien. Hal ini mungkin sulit dimengerti klien pada awalnya, terutama kalau konselor bersikap akrab dan hangat. Resiko dari hubungan seperti ini adalah konselor mendapat pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi dari klien yang harus dijawab. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan karena beberapa alasan. Hal ini akan mengalihkan perhatian konselor dari klien. Hal ini akan mengarah pada serangkaian pertanyaan yang pada awalnya bersifat ringan saja, lama kelamaan pertanyaan akan menjurus kepada masalah-masalah pribadi yang tidak ingin dijawab konselor. Hal ini akan menimbulkan salah pengertian pada klien, seakan ada hal yang salah pada konselor atau pada klien karena perhatian pada masalah tersebut. Kadang-kadang klien ingin tahu apakah konselor pernah mengalami hal yang sama. Jawaban ”YA” akan membuat klien tidak yakin konselor dapat menolong. Sementara kalau dijawab ”TIDAK” klien akan merasa konselor tidak tahu masalahnya. Akan lebih baik apabila ada pertanyaan-pertanyaan pribadi konselor yang menyatakan bahwa kalau konselor bercerita tentang dirinya tidak akan membantu klien , oleh karena itu lebih baik tidak bercerita. Klien akan menerima aturan ini. Hal ini akan lebih baik daripada menjawab sebagian saja dari pertanyaan klien, bukan semuanya, atau lebih-lebih mengelak karena akan merusak kepercayaannya/keterbukaan klien terhadap konselor.
13.     Konselor merasa dipermalukan dengan suatu topik pembicaraan.
Sebaiknya jujur kepada klien, terutama bila konselor bereaksi secara emosional pada klien, karena klien akan mengamati hal itu.
14.     Keadaan kritis
Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat kepada keluarga. Berikan penjelasan dengan singkat tapi jelas langkah-langkah yang harus dilakukan bersama untuk mengatasi keadaan.

Kesulitan Saat Konseling
Beberapa kesulitan tersembunyi yang disadari oleh konselor, terutama konselor pemula antara lain :
1.      Berusaha terlalu banyak dan terlalu dini.
2.      Lebih banyak mengajar daripada membina hubungan.
3.      Penerimaan yang berlebihan.
4.      Menampilkan masalah konseling pada orang yang tidak berpengalaman.
5.      Kecenderungan untuk menampilkan kepribadian konseling.
6.      Merenungkan setelah sesi yang sulit.

 Upaya untuk mengatasi kesulitan
1.  Tiap individu memahami dirinya, dengan memahami diri sendiri maka akan bisa    mengatasi kesulitan-kesulitan bidan sendiri.
2.  Untuk memperlancar komunikasi siapkan materi, bahan, alat untuk mempermudah penerimaan klien.
3.  Menguasai ilmu komunikasi, sehingga dapat melakukan konseling pada semua klien dengan bermacam karakter dan keterbatasan mereka.
4.  Meletakkan kearifan sebagai dasar kepribadian konselor aktif.
     Kearifan merupakan satu perangkat cirri kognitif dan afektif tertentu yg secara langsung pada ketrampilan dan pemahaman hidup.
Karakteristiknya meliputi :
a.  Aspek afektif dan kesadaran meliputi empati, kepedulian, pengenalan rasa, deotomatisasi (menolak kecenderungan kebiasaan, perilaku dan pola berfikir     otomatik, menekankan kesadaran tindakan dan pilihan yang bertanggungjawab).
b.  Aspek kognitif meliputi penalaran dialetik (mengenal konteks, situasi, berorientasi
 pada perubahan yang bermanfaat.