Rabu, 15 Februari 2017

EPIDURAL


ANALGESIA EPIDURAL


Kebanyakan unit konsultan persalinan menyediakan layanan epidural  24 jam yang diberikan oleh ahli anastesi yang terlatih.  Pemasukan anastesi lokal ke dalam ruang epidural di lumbal dapat memberikan efek analgesia (bebas nyeri) maupun anastesi ( penurunan sensasi ). Selain tidak merasakan nyeri kontraksi , ibu juga mengalami ketidakmampuan menggerakan kaki, berkemih. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pengikatan dan penambahan intervensi selama persalinan. Mengingat factor-faktor tersebut, dilakukanlah medofikasi teknik pemberian analgesik yang tidak memengaruhi sensasi sepenuhnya yaitu dengan mengombinasikan pemberian spinal-epidural.
Blok Epidural
Anestasi lokal diinjeksikan ke dalam ruang epidural. Kateter kecil dipasang sehingga dosis bolus anastesi lokal dapat diberikan setelah dosis sebelumnya habis, atau infus kontinu dapat diberikan menggunakan driver spuit.
Analgesia dan anastesia yang diberikan biasanya bersifat total. Pemberian analgesia epidural meningkatkan resiko terjadinya persalinan lama dan persalinan dengan bantuan alat, terutama bila epidural diberikan sebelum pembukaan mencapai 4 cm.
Anastesi Spinal
Sedikit anestetik lokal diinjeksikan ke daerah subaraknoid, dibawah L1, tempat ujung saraf spinal. Analgesia dan anesthesia biasanya total, seksio sesaria biasanya dilakukan di bawah anestesi spinal.
Combined Spinal Epidural (CSE)
Sedikit anestetik lokal atau analgesic diinjeksikan ke daerah subarknoid. Kemudian sebuah kateter dimasukkan ke dalam ruang epidural sehingga analgesia berikutnya dapat diberikan baik secara bolus maupun melalui infus kontinu. Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa analgesia yang berhasil dicapai, bukan anestesi. Penggunaan opiat (sering kali fentanil) memberikan efek analgesia yang cepat, tetapi berlangsung lama, dan disertai retensi sensasi. Pemberian dosis opiat, kepada ibu harus diobservasi : komplikasi dari prosedur ini dapat berupa depresi pernapasan pada ibu dan janin.
CSE masih harus dievaluasi sepenuhnya. Peran bidan sama dengan saat CSE sedang diberikan, tetapi asuhan kontinu yang diberikan berbeda dengan asuhan yang diberikan pada ibu yang mendapatkan epidural standar. Infus intravena dapat dihentikan setelah CSE terpasang sensai ibu cukup baik untuk bermobilisasi, berkemih dan mengejan salinan yang sangat berbeda. Pada pemasangan CSE banyak terjadi pruritis dan meningitis.
Indikasi Blok Epidural
·         Pereda nyeri/atas permintaan ibu
·         Bermanfaat saat terdapat kecenderungan persalinan dengan bantun alat : malpisis, malpresensi, kehamilan kembar, persalinan lama
·         Hipertensi
·         Persalinan praterm
Kontraindikasi
Ada beberapa kontraindikasi untuk analgesia epidural/spinal :
·         Semua jenis malfungsi pembekuan darah
·         Beberapa gangguan neurologis
·         Deformis spinal
·         Sepsis lokal
Efek Samping Epidural
·         Hipotensi (lebih menurun dengan CSE), mual, pingsan
·         Dural tap, bila jarum secara tidak sengaja menusuk dura mater, mengakibatkan menurunnya tekanan intranial yang berpotensi menimbulkan sakit kepala berat selama beberapa hari berikutnya
·         Anestesi spinal total, terlalu banyak memberikan injeksi anestesi lokal ke dalam ruang subaraknoid dapat menyebabkan henti napas
·         Blok parsial (nyeri membandel), yaitu saat kontraksi masih tetap dirasakan di salah satu area abdomen
·         Toksisitas obat : gelisah, pusing, tinnitus, rasa logam, mengantuk
·         Perubahan suhu : ibu biasanya mengalami efek vasodilatasi dari bupivakain yang menyebabkan kaki terasa hangat, suhu meningkat tetapi tubuh menggigil
·         Retensi urine
Prosedur Pemasangan Blok Epidural Tradisional
Teknik ini dimodifikasi bila diberikan sebagai CSE (seperti telah dibahas diatas) atau bila pemberiannya menggunakan infuse kontinu.
·         Dapat persetujuan tindakan dari ibu
·         Anjurkan ibu untuk berkemih
·         Panggil dokter anestesi
·         Siapkan alat :
1)       Perlengkapan untuk infuse intravena
2)       Monitor CTG
3)       Troli balutan
4)       Skort dan sarung tangan steril
5)       Paket balutan steril, dengan linen berlubang (duk bolong) dan kasa
6)       Lesion antiseptic, biasanya klorheksidin dalam alcohol isopropyl 70%
7)       Paket epidural, biasanya berisi jarum touhy, spuit, slang (kateter), dan filter
8)       Obat anestesi lokal untuk kulit dan epidural, seperti lignokain dan bupivakain
9)       Spuit dan jarum steril
10)   Plester
11)   Balutan plastik untuk kulit
·         Pasangan infus intravena, berikan cairan dosis pembebanan untuk mencegah hipotensi (sesuai permintaan dokter anestesi)
·         Posisikan ibu, biasanya salah satu diantara dua cara dibawah ini, untuk melengkungkan spina sehingga akses diantara vertebra dapat diperboleh :
1)       Miring ke kiri dengan lutut ditekuk dan dagu ke dada tetapi punggung ibu sangat dekat dengan tepi tempat tidur
2)       Duduk di tepi tempat tidur dengan kedua kaki ditopang kursi, lengan bersandar di atas meja tmpat tidur
·         Bantu dokter anestesi memakai sarung tangan dan skort dan  membuat daerah aseptic yang benar : tuangkan losion, bika jarum dan spuit, pegang ampul anestetik lokal untuk diisap isinya
·         Anjurkan ibu untuk tetap diam pada posisinya pada saat epidural dipasang oleh dokter anestesi. Selama aktivitas berlangsung di bagian punggung ibu, berikut ini adalah dukungan dan bantuan yang diperlukan
1)       Punggung ibu dibersihkan, linen berlubang dibentangkan ditempatnya dan anestetik lokal diinsersikan ke dalam kulit
2)       Jarum tuohy diinsersikan pada saat ibu bebas kontraksi dan sangat tenang
3)       Digunakan spuit epidural (menginjeksikan udara untuk mengkaji adanya tahanan) untuk memastikan bahwa jarum tuohy berada ditempat yang benar
·         Semprotkan kulit plastik di sekitar daerah tusukan dan fiksasi kateter dengan plester, bila anestetik telah siap, fiksasi filter di tmpat yang mudah dijangkau sering kali di bahu ibu
·         Berikan sedikit dosis uji : dosis pertama diberikan jika dokter anestesi merasa yakin bahwa kateter sudah diindersikan dengan benar
·         Bantu ibu ke posisi yang sesuai dengan prmintaan dokter anestesi selama 20 menit pertama setelah pemberian (sering kali semi-rekumben)
·         Kaji dan catat tekanan darah dan nadi setiap 5 menit selama 20 menit berikutnya
·         Observasi kondisi ibu termasuk tingkat nyeri, kehangatan, keamanan, infuse intrvena, warna dan tanda-tanda mual
·         Panggil dokter anestesi bila ada tanda gejala yang membutuhkan perhatian (hipotensi dapat diatasi dengan peningkatan kecepatan tetesan infuse, tetapi dokter anestesi tetap harus dipanggil)
·         Bereskan alat dengan benar
·         Pantau kondisi janin, catat epidural pada gambaran CTG
·         Bila dalam 20 menit semua hasil observasi kondisi ibu dalam keadaan normal dan tingkat analgesia telah tercapai, posisikan kembalikan ibu sesuai keinginannya
·         Setelah 2-8 jam lakukan observasi adanya tanda-tanda kekambuhan berikan top-up sebelum ibu merasa tidak nyaman
Top-up Epidural
Top-up epidural diberikan jika pemberian anestesi tidak kontinu baik dalam bentuk epidural standar maupun CSE. Bidan yang telah dilatih khusus dan berada dibawah pengawasan, dapat memberikan top-up sesuai kebijakan setempat. Dokter anestesi menetapkan dosis anestetik lokal (konsentrasi dan jumlah) frekuensi, dan posisi ibu. Memeberikan dosis dua kali setengah dengan jarak 5 menit dapat dilakukan untuk berjaga-jaga seandainya kateter bergeser ke cairan cerebrospinal. Meskipun demikian intruksi pemberian yang kontinu dan lambat juga harus ditulis dalam bentuk resep tertulis (may, 1994)
Prosedur Top-up Epidural
·         Kaji adanya kebutuhan pemberian top-up, periksa infuse intravena dan siapkan alat :
1)       Obat sesuai reseo (biasanya bupivaksin)
2)       Jarum dan spuit steril
3)       Kapas alcohol untuk penghapusan kuman
·         Posisikan ibu sesuai intruksi dokter anestesi, biasanya posisi miring pada kala 1 persalinan, dan duduk pada kala II
·         Cuci tangan dan periksa kembali obat anastetik lokal bersama bidan lainnya dan ambil obat dengan dosis yang benar
·         Bila ibu bebas dari kontraksi, buka penutup filter, desinfeksi port tersebut dengan kapas alcohol dan injeksikan obat anastetik lokal dengan kecepatan 5 ml/30 detik
·         Melatih dan kompeten untuk melakukan tops-up atau perawatan infus kontinu
·         Melepas kateter epidural dengan benar
·         Melakukan pencatatan dengan benar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar