Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk persalinan normal.
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan yang memiliki tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster -poster dan leaflet disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
B. Tanda-Tanda Dini Bahaya/ Komplikasi Ibu Dan Janin Masa Kehamilan Lanjut
Komplikasi pada ibu dan janin masa kehamilan lanjut :
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan kabur
d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
e. Keluar cairan pervaginam
f. Sakit kepala yang hebat
g. Gerakan janin tidak terasa
h. Nyeri perut yang hebat
1. Penglihatan Kabur
a. Pengertian
Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang mengindikasikan keadaaan yang mengancam jiwa, adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan.
b. Penyebab
Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalamkehamilan. Per ubahan ringan adalah normal. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre-eklampsia.
c. Tanda dan gejala
a) Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaaan yang mengancam adalah perubahan visual yang mendak.
b) Perubahan visual ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan preeklamsia.
d. Diagnosa penunjang
Pemeriksaan data : Periksa TD, protein urine, reflex, dan edema
e. Penanganan
Berikan konseling pada ibu mengenai tanda-tanda pre-eklamsia dan segera merujuknya ke dokter spesialis kandungan.
2. Bengkak Pada Wajah Dan Jari-Jari Tangan
a. Pengertian
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosis preeklamsia.Selain itu,kenaikan BB ½ kg setiap minggunya dalam kehamilan masih dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, maka perlu kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia.
Bengkak pada muka atau tangan, disertai sakit kepala, penglihatan kabur dan kejang Hampir separuh dari ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasa hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki.
b. Penyebab
Bengkak bisa menunjukkan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklamsia. Sakit kepala yang hebat dan kadang-kadang pandangan kabur juga merupakan tanda pre-eklamsia. Bengkak pada wajah dan kaki yang disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala, bila keadaan ini dibiarkan maka ibu berisiko mengalami kejang-kejang. Keadaan ini disebut eklamsia.
c. Tanda dan gejala
Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk edema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
d. Diagnosa pembanding
Lakukan pemeriksaan Hb.
e. Penanganannya
a) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b) Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum, termasuk tanda-tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
c) Jika pasien tidak bernafas atau pernafasan dangkal:
(1) Membebaskan jalan nafas.
(2) Jika tidak bernafas dilakukan ventilasi dengan masker dan balon.
(3) Jika pasien bernafas, diberi oksigen 4-6 liter per menit melalui masker.
d) Jika pasien tidak sadar/koma:
(1) Membebaskan jalan nafas.
(2) Membaringkan pada sisi kiri.
(3) Mengukur suhu.
(4) Memeriksa adakah kaku tengkuk.
e) Jika kejang:
(1) Membaringkan pasien pada sisi kiri, tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit.
(2) Membebaskan jalan nafas.
(3) Melakukan pengawasan tanda-tanda vital.
(4) Menghindarkan pasien jatuh dari tempat tidur.
3. Keluar Cairan Per Vaginam
a. Pengertian
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3. Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis. Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
Perdarahan vagina dalam kehamilan jarang yang normal pada masa awal kehamilan. Ibu hamil mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit di sekitar waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah implantasi, dan normal terjadi.
b. Penyebab
Penyebabnya adalah serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.
c. Tanda dan gejala
Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum.
Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah perdarahan yang merah, banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, kadang-kadang terjadi disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta.
d. Diagnosa banding
a) Deteksi factor resiko
b) Deteksi infeksi secara dini
c) USG : biometri dan funelisasi
e. Penanganan
Penanganan umum:
a) Meminta bantuan, menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b) Melakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi dan temperatur).
c) Jika dicurigai adanya syok, segera dilakukan tindakan, meskipun tanda-tanda syok belum terlihat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera dilakukan penanganan syok.
4. Gerakan Janin Tidak Terasa
a. Pengertian
Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil).
Janin kurang bergerak seperti biasanya Ibu mulai merasakan gerakan janin selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan janin lebih awal. Jika janin tidur, gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
b. Penyebab
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
c. Tanda dan gejala
Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam.
d. Diagnosa pembanding
a) Pengumpulan data
Jika bayi sebelumnya bergerak dan sekarang tidak bergerak, tanyakan pada ibu : kapan terakhir bergerak.
b) Pemeriksaan
(1) Raba gerakan bayi
(2) Dengarkan DJJ
(3) Jika pemeriksaan radiology tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari.
(4) USG merupakan sarana diagnostic yang baik untuk memastikan kematian janin
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihansehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
e. Penanganannya
Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
5. Nyeri Perut Yang Hebat
a. Pengertian
Nyeri pada abdomen yang hebat.Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri abdomen yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
b. Tanda dan gejala
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri abdomen yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, infeksi dan lain-lain. Nyeri perut pada kehamilan muda diagnosisnya mungkin karena kehamilan ektopik, solusio plasenta, kista ovarium, dan pielonefritis. Sedangkan nyeri perut pada kehamilan lanjut, diagnosisnya mungkin apendisitis atau infeksi (Pusdiknakes, 2003; Saifuddin, 2006).
c. Penyebab
Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
d. Deteksi dini
a) Pengumpulan data
(1) Tanyakan paada ibu tentang karakteristik dari nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, tanyakan kapan mulaai diselesaikan.
(2) Tanyakan pada ibu apakah ia mempunyai tanda dan gejala lain seperti muntah, diare dan demam.
e. Diagnosa banding
Pemeriksaan :
a) Ukur TTV
b) Lakukan pemeriksaan eksternal, pemeriksaan internal, raba kelembutan abdomen atau rebound tenderness.
c) Pemeriksaan protein urine
f. Penanganan
Penanganan umum:
a) Segera melakukan pemeriksaan keadaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi,suhu).
b) Jika dicurigai syok, segera melakukan penanganan syok meskipun gejala syok tidak jelas.
c) Jika ada syok, segera memberi terapi dengan baik. (Saifuddin, 2006)
6 . Pemeriksaan Kardiopulmonary
a. Pengertian :
Pemeriksaan kardiopulmonary/resusitasi adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali.
b. Penyebab
CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung,sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, pada bayi tidak cukup bulan. Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran O2 ke janin berkurang. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya system kardiopulmonary pada bayi, atau terjadinya asfiksia pada bayi.
- Penyebab asfiksia pada ibu
a) preeklamsia dan eklamsia
b) perdarahan
c) partus lama/macet
d) demam selama persalinan
e) infeksi berat
f) kehamilan post matur
- Penyebab asfiksia pada bayi
a) lilitan tali pusat
b) simpul tali pusat
c) prolapsus tali pusat
d) bayi premature
e) persalinan sulit
f) air ketuban bercampur mekonium
c. Tanda dan gejala
Sesak nafas, tidak sadar diri, tidak adanya denyut dan tanda peredaran darah serta warna kulit tidak wajar. Pada BBL ; apakah bayi cukup bulan?, cairan amnion jernih?, bernafas atau menangis?, tonus otot naik?.
d. Penanganan
Rumus ABC Resusitasi
Pada Keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernapas dan diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh. Bila proses pernapasan dan peredaran darah gagal, diperlukan tindakan resusitasi untuk memberikan oksigen ke tubuh. Tindakan ini didasarkan pada 3 pemeriksaan yang disebut langkah-langkah ABC resusitasi: Airway (saluran napas), Breathing (bernafas), dan Circulation (peredaran darah). Untuk orang yang tidak sadar, ikuti urutan ABC sebelum memberikan pertolongan lain Buka saluran napas, usahakan agar si pasien bernafas, dan periksa kelancaran peredaran darahnya dari denyut nadi atau petunjuk lain seperti kewajaran warna kulitnya. Bila pasien tidak bernafas, segera berikan pernapasan bantuan untuk meniupkan oksigen ke tubuhnya. Bila tidak ada denyut atau tanda peredaran darah lalin, segeralah lakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation; resusitasi jantung-paru)
a) Airways
Untuk membuka saluran napas, letakkan satu tangan di dahi pasien, dan dua jari tangan di bawah dagunya. Dengan lembut dongakkan kepalanya dengan menekan dahi sambil sedikit mendorong dagu pasien.
b) Breathing
Memeriksa ada tidaknya napas, dengarkan bunyi napasnya atau rasai dengan pipi anda sampai 10 detik. Bila tak ada tanda bernafas, mulailah pernapasan buatan.
c) Circulation
Untuk memeriksa peredaran darah, raba denyut nadi dengan dua jari selama 10 detik. Untuk bayi rabalah denyut brakhial di bagian dalam lengan. Untuk orang dewasa atau anak-anak, raba denyut karotid di leher di rongga antara trachea (saluran udara) dengan otot besar leher. Periksa tanda-tanda lain peredaran darah, misalnya kewajaran warna kulitnya. Bila tak ada tanda-tanda peredaran darah, segera lakukan CPR.
- Penanganan pemeriksaan kardiopulmonary pada BBL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar